Kadar Kemukjizatan Al-Quran
Golongan Mu’tazilah
berpendapat bahawa kemukjizatan itu berkaitan dengan keseluruhan al-Quran,
bukan dengan sebahagiannya, atau dengan setiap surahnya secara lengkap. Sebahagian ulama
berpendapat, sebahagian kecil atau besar dari al-Quran, tanpa satu surah
lengkap juga merupakan mukjizat. Contohnya dalam surah at-tur : 34:
فَلْيَأْتُواْ بِحَدِيثٍ مِّثْلِهِ
“Maka cubalah mereka membuat yang semisaldengannya (Al-Quran).”
Ulama
lain berpendapat, kemukjizatan itu cukup hanya dengan satu surah lengkap
walaupun pendek, atau dengan satu surah, baik satu ayat atau beberapa ayat.
Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Quran
Menurut Syeikh manna’ul
Qattan dalam kitabnya “Mabahith fi Ulumil Quran” ianya terbahagi kepada tiga
bidang:
a)Bahasa Kemukjizatan Susunannya (I’jaz Lughowi) dan b) Kemukjizatan Ilmiah (Ijaz Ilmi)c) Kemukjizatan penetapan hukum (I’jaz Tasyri’)
a) Kemukjizatan Bahasa dan Susunannya (I’jaz Lughowi)
Kemukjizatan bahasa al-Quran terdapat pada keteraturan
bunyinya yang indah melalui nada huruf-hurufnya
ketika kita mendengar harakat dan sukunnya, mad dan ghunnahnya, fashilah
dan maqtanya, sehingga telinga kita tidak pernah bosan , bahkan ingin
senantiasa terus mendengarnya.
Kemukjizatan itu juga
dapat kita temukan dalam lafaz-lafaznya yang memenuhi hak setiap makna pada
tempatnya. Tiada satupun diantara
lafaz-lafaz itu yang dikatakan sebagai kelebihan. Juga tak ada seorang
peneliti terhadap suatu tempat (dalam al-Quran) yang menyatakan bahwa pada
tempat itu perlu ditambahkan sesuatu lafaz karena ada kekurangan.
Sejarah telah
menyaksikan bahawa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran, mereka telah
mencapai pencapaian yang belum pernah dicapai oleh satu bangsa pun yang ada di
dunia ini, baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefasihan bahasa
(balaghah).
Oleh kerana Bangsa Arab
telah mencapai peringkat yang begitu jauh dalam bidang bahasa dan sastera,
sebab itulah al-Quran menentang mereka. Pdahal mereka mempunyai taraf bahasa
yang tidak biasa dicapai oleh bangsa lain seperti kaedah bersyair atau prosa.
Walaupun begitu, mereka tetap tidak berupaya untuk bersaingan dengan al-Quran
itu sendiri.
Menurut penulisan blog
oleh Br Muhsoni dalam ilmu ijaz fi Quran mengatakan, al-Quran memiliki uslub
yang begitu menakjubkan berbeza dengan uslub/susunan ucapan manusia, antara
keistimewaan itu adalah:
- Kelembutan Al-Quran
secara lafziah yangterdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
- Keserasian Al-Quran
baik untuk awam maupun kaum cendekiawandalam kata bahwa semua orang dapat merasakan keagungandan keindahan al-Quran.
- Sesuai
dengan akaldan perasaan, dimana al-Quran memberikan doktrin pada akaldan hati, serta merangkum kebenarandan keindahan sekaligus.
- Keindahan sajian
Al-Quran serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan suatu bingkai yang
dapat memukau akaldan memusatkan tanggapan serta perhatian.
- Keindahannya
dalam bentuk ucapan atau kalimat serta beraneka ragamdalam bentuknya,dalam erti bahwasatu makna diungkapkandalam beberapa lafazdan susunan yang bermacam-macam, yang semuanya indahdan halus.
- Al-Quran
mencakupi dan memenuhi persyaratan antara bentuk globaldan bentuk yangterperinci (bayan).
b) Kemukjizatan Ilmiah (Ijaz Ilmi)
Pemaknaan kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiah
adalah antaranya:
- Dorongan serta
stimulasi al-Quran kepada manusia untuk selalu berfikir atas dirinya sendiri
dan alam semesta.
Surah rumar 8:
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنفُسِهِم مَّا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُّسَمًّى وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya melainkan dengan tujuan yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan tuhannya.”
- Gesaan terhadap umat
manusia untuk berfikir tentang makhluk ciptaan Allah yang di langit dan di
bumi. Surah al-
imran 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِالَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِرَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّار
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal. (iaitu) orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan baring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Allah, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab api neraka.”
Al-Quran berikan
kebebasan pada aspek pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana ianya tidak
ditemukan dalam kitab-kitab agama lain.Al-Quran dalam mengekemukan dalil-dalil
serta penjelasan ayat-ayat ilmiah yang sebahagiannya baru terungkap pada zaman
atom dan penakhlukan angkasa luar. Antaranya adalah:
I. Isyarat tentang elemen air
Firman Allah taala dalam al-Quran surah al-Anbiyaa : 30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahawa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman.”
II. Isyarat tentang fungsi angin
Firman Allah
taala dalam kitabnya, surah al-Hijr : 22
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
“Dan Kami telah meniupkan angina untuk mengawinkan dan kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya.”
III. Isyarat tentang jari manusia
Firman Allah
dalam al-Quran karim, surah al-Qiyamah : 4
بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَن نُّسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Bahkan Kami mampu menyusunkan (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.”
c) Kemukjizatan penetapan hukum (I’jaz
Tasyri’)
Al-Quran merupakan wahyu Allah yang terkandungnya syariat yang
ideal dan sesuai bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus
bagikehidupan manusia.Meskipun memang terdapat sebahagian aturan yang
ditetapkan dalam al-Quran secara kasar memperlihatkan ketidakadilan, kejam dan
sebagainya, namun sesungguhnya di sebaliknya terdapat kesempurnaan hokum yang
tidak terhingga.
Di antara hukum penepatan dalam
al-Quran yang berhikmah adalah:
- Hukum
hudud bagi pelaku zina, kecuriandan sebagainya. Firman Allahsurah -an nur 2:
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ
“Penzina perempuandan penzina laki-laki, deralah masing-masing seratus kali…”
- Hukum qisas bagi pembunuhan. Firman Allah
dalam surah al-Baqarah:179.